Selamat datang di Kawasan Penyair Sulawesi Utara Terima kasih atas kunjungan Anda


Minggu, 27 Maret 2011

M Danial Bangu



M Danial Bangu lahir di Gorontalo 23 Juni 1980, menulis puisi sejak duduk di bangku Sekolah Dasar, Juara tiga lomba tulis baca puisi tingkat Kotamadya Gorontalo tingkat SMP-Tsanawiyah. Pernah mebacakan puisi-puisi karyanya di dalam bus kota Jakarta tahun 1998-1999, tulisannya pernah termuat dalam tabloid Nova, Gorontalo Post, Suara Publik. Mengajar baca tulis Al-Qur’an dan teater untuk anak-anak kurang mampu di Yogyakarta dan bersama beberapa rekan STIMIK-AMIK Proactive Yogyakarta mendirikan Teater Arus Tengah. Blog pribadinya memakai alamat: http:// gorontalojo.blogspot.com


Jakarta


Hampir saja semua tenggelam
Atau mungkin teori terlalu lengkap
Hingga makin rumit mencari titik temu
yang tidak mengganggu jatah dan upeti
Seluruh pundi bisa saja terisi
Namun konglomerasi tidak sekedar basa basi

Hampir saja semua buntu
Atau mungkin rapat sangat padat
Peraturan yang berlaku singkat
Dan biarlah begini adanya
Menunggu keajaiban lalu semua terbang

Hampir saja semua ingin
Datang berbondong sekuat angin
Entahlah... walau makan cacing


Pesta yang Memaksa

Tegar ingin menikah
Ia sarjana yang masih muda
Dari keluarga sederhana saja
Bersusah payah dicarinya kerja
Walau itu jauh di kota

Nikahilah aku secepatnya
Kata pacarnya selalu teringiang di telinga
Ayah sang pacar inginkan pesta
Bukan sekedar ayam dan kambing saja
Tak peduli mau hutang di mana

Betapa susahnya mencari kerja
Ada kerja namun sekedar komisi sedapatnya
Kerja kantoran banyak diisi wanita
Cerdas dan ada yang masih muda belia
Yang sudah tua makin banyak inginnya

Punya tabungan dari hasil kerja
Adalah mimpi dan semangatnya
Walau lamaran berkata belum ada
Tekadnya kuat tetap membara
Banyak pintu selalu dicoba

Ketika mulai putus asa
Datanglah kabar ia diterima
Pada bagian yang sesuai disiplin ilmunya
Tegar tertawa seakan tak percaya,
Wulan… kita akan menikah dengan pesta
Begitu katanya berbahagia

Belum setahun ia bekerja
Tabungan dirasa cukup sesuai mimpinya
Sebab terkadang ia berpuasa
Tidak merokok dan menahan rasa

Namun… ada yang memandangnya istimewa
Dengan keinginan yang terkesan memaksa
Kepala HRD terlanjur jatuh cinta
Tegar sering menghindar demi cintanya
Wulan telah merasuk dalam jiwa

Ratih sering menangis hatinya nestapa
Hati Tegar akhirnya luluh tak tega
Pimpinannya itu memang semakin tua
Karena iba ia diam-diam menerima
Diberikannya puncak asmara

Kesuburan jelas terlihat adanya
Ratih kini gembira ria
Hingga sampailah ke telinga Wulan yang murka
Ia tak sudi berbagi cinta
Ayahnya termenung di kursi tua


Jakarta, 2010


Masa

Perlahan engkau kumpulkan cahaya
tenang meliuk gemulai semua tangkai
pada kerongkongan tunas semua harapan
ketika menanam riang yang bergegas
saat memetik nikmat tersenyum...

Kepada mereka ribut berburu
menuai resah lalu memacu
menabrak kepingan masa
hiasan legam meledak pecah
memekik rasa...
di awang-awang

Bila semua tlah dikumpulkan
bersama cahaya engkau kan pulang


Semarang, September 2011


Zaman Santri

Tenggelam diri tenggelam
Menjadi ikan, jauh menyelam
Dunia gelap tubuh tak legam
Melahap kitab nafsu diredam
Kasih sayang tak pernah padam

Bertambah ilmu bertambah malu
Luas samudra seujung kuku
Apalah daya dalam dirimu
Bila sholat tanpa ilmu
Lalu makan yang bukan hartamu

Alangkah nikmat menjadi santri
Merenda hari bersama pelangi
Cahaya menembus menyapa hati
Semangat subuh menopang pagi
Mandi dzikir sepanjang hari

Mei, 2011


Elang

Burung-burung menyeruak keluar dari dadaku
turun naik lalu menukik
deru angin jadikan gagah elang-elangku
kibasan bulu mereka hentakkan kilau mentari
menantang badai kuat cengkraman
tangguh tiada keluh

Wajah elang wajah keteguhan
terbang... terbang mereka dari dadaku
teman matahari sahabat angkasa
mereka dzikir nikmatnya hutan
berkelebatan perkasa di awan

mereka terbang dari dadaku


Depok, Oktober 2011

Minggu, 14 Oktober 2007

Syamsul SDP



Lahir di Gorontalo, 3 Juni 1982, setelah tamat SMU kemudian belajar Perbandingan Agama di Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta hingga lulus tahun 2005. Aktif sebagai Pekerja Seni di Teater Ayat FAI-UMS dan beberapa kali terlibat sebagai aktor dan sutradara. Pada pertengahan tahun 2002 mendirikan Jama’ah Fundamentalis Sastra Surakarta yang aktif mengadakan berbagai kegiatan sastra. Kerap membacakan puisinya bersama band rock asal Solo, Lost Pauz,. Puisi dan tulisannya pernah dimuat di harian Suara Merdeka (Jateng), Pabelan Pos (UMS), Islamika (FAI-UMS), Zhuruf (FAI-UMS) dan Jurnal Cisadane (Dewan Kesenian Tanggerang). Sempat menjadi nominator pada lomba menulis puisi sungai Cisadane, Dewan Kesenian Tanggerang, Kumpulan puisinya “Biografi Teman” diterbitkan terbatas. Salah satu puisinya :

Catatan Tengah Malam

mawar, kota begini merah berduri
selalu saja, dia torehkan pada benakku
sisa-sisa hurup tadi siang
tentang beratus papan iklan
dan koran yang tak pernah kehabisan abjad
mengawasi nasib

kugambar peta dengan
kalimat itu, tapi tak juga terlacak
alamatmu. pintu yang terbobol arus
waktu tak bermusim
hanya kegelapan pantulkan
warna selain merah
kuduga; darah!

Sala, 24 Februari 2003